Kamis, 14 November 2013

Melebur Batas Pergaulan

             Bergaul. satu kata yang terlihat mudah untuk dilakukan, meski sebenarnya tidak sesimple yang dibayangkan. terkadang dalam pergaulan, ada batas-batas mutlak yang entah terpatri sejak kapan disana. batas itu tidak mudah terganti atau hilang. sulit menentukan apakah kita sendiri telah melanggar batas dalam pergaulan tersebut atau justru berhasil play safe di dalamnya.
            Tidak sulit melihat beberapa orang yang dikucilkan atau sengaja dijauhkan dari pergaulan. dan kadang, aku tidak mengerti apa sebabnya. aku melihat orang itu sebagai pribadi biasa, tidak memiliki keabnormalan yang membuatnya pantas dihindari. dan proses mencari tahu membawaku pada satu keterkejutan bahwa mereka dijauhi karena suatu hal yang tidak aku bayangkan sebelumnya.
           Materi. sesuatu yang menurutku sangat tidak pantas untuk dijadikan tolak ukur pergaulan. mengapa seseorang dicap aneh atau "nerd" hanya karena ia tidak punya gadget terbaru? atau kenapa ia dianggap kuno hanya karena tidak pernah menuruti ajakan nonton film terbaru yang sedang tayang di bioskop? yang lebih menyakitkan, banyak orang yang menghakimi kehidupan dan latar belakang orang-orang tersebut tanpa mengetahui kebenarannya. mereka seolah menyamakan keadaan setiap orang, sama seperti mereka yang tidak perlu pusing-pusing berhemat hanya demi bisa makan tiga kali sehari.
         Mungkin saja, orang-orang yang dikucilkan itu memiliki alasan dan latar belakang kehidupan yang sama sekali tidak pernah kita duga. mereka butuh didengarkan. mereka menginginkan telinga dan perhatian dari orang lain. namun saat kita tahu, itu yang mereka butuhkan kita justru membuang mereka. kalau seperti itu, siapa yang aneh? 
         Kalau kita memahami mereka lebih jauh, barangkali kita akan menemukan bahwa mereka tidak seperti mereka yang selama ini ada dalam pikiran kita. mungkin saja mereka juga menginginkan gadget canggih tapi tak punya uang. atau mereka ingin menonton film terbaru di bioskop tapi ada kebutuhan lain yang lebih penting. banyak orang harus mulai belajar mengetahui bahwa tidak semua orang terlahir beruntung. tidak semua orang tinggal dalam keluarga yang ketika ingin tinggal tunjuk. mereka butuh perjuangan untuk mendapatkan apa yang kita punya tanpa usaha. 
        Aku hanya berharap ketika orang lain berusaha mengekang temannya dalam pergaulan, mereka semua sadar sudah saanya melebur batas agar tak lagi terbatas. aku hanya menginginkan kebebasan bagi semua orang. kebebasan bergaul tanpa diberi predikat negatif hanya karena ia tidak bergelimang harta. bukankah kita datang ke dunia tanpa membawa apa-apa? begitu pula kita akan berpulang, tanpa harta ataupun tahta.

A Little Thing Called Trust

Mungkin semua orang tau bahwa

"Kepercayaan adalah bagian terpenting dari sebuah relasi"

rasa percaya merupakan fondasi dalam hubungan apapun. tanpa kepercayaan, interaksi kita dengan orang lain akan sangat datar, tanpa ada kedekatan emosional. namun, banyak orang tidak menyadari bahwa 

"Kepercayaan adalah hal paling berharga yang dapat diberikan seseorang kepada orang lain. Jangan pernah bermain-main dengan kepercayaan. Sekali musnah, ia tidak akan kembali lagi"

         bisa dibilang semua orang tentu senang mendapat kepercayaan dari orang lain apapun bentuknya itu. tapi hanya sedikit yang tahu bahwa untuk menjaganya jauh lebih sulit daripada mendapatkannya. banyak orang yang bisa dengan mudah mempercayai orang lain, namun sekali ia dikecewakan, mustahil baginya menanamkan kembali kepercayaan itu. ibarat kaca yang pecah, walaupun bisa disatukan kembali namun kaca itu tak kan sama lagi.

         banyak pengalaman dalam hidup yang membuatku belajar betapa pentingnya menjaga kepercayaan, dari siapapun itu. berulang kali mendapat kepercayaan dan beberapa kali harus kehilangan itu membawaku pada satu kesimpulan, kita dapat berusaha membuat diri kita tampak hebat namun orang lain lah yang menentukan apakah kita pantas untuk kepercayaan itu. aku tidak pernah memaksakan diri untuk mendapatkan posisi di atas. tapi, tidak memaksakan diri tidak sama dengan tidak berusaha. aku tetap menempuh segala usaha untuk meraih asa. hanya aku tidak membuat diriku sendiri tampak konyol dengan menghalalkan cara apapun demi puncak yang prestisius.


 "Karena aku yakin, ketika kita berada di puncak, menjaga kepercayaan dan amanah yang diberikan pada kita jauh lebih sulit daripada mengumbar kehebatan kita untuk mendapat posisi itu saat kita masih berada di bawah"






Selasa, 05 November 2013

Pengakuan Sebuah Rasa

Hai. Aku menyukaimu. Sederhana bukan? Tapi tidak sesederhana mengungkapkannya. Tidakkah kau tahu bahwa aku sudah memendam rasa ini sejak lama? Saat aku pertama kali melihatmu, aku merasa berbeda. Bodoh memang, karena kita tidak dapat menilai seseorang pada pertemuan pertama. Tapi entah mengapa, aku merasa keyakinanku kali ini tidak salah. dan ya, itu semua benar. bahwa hingga detik ini, aku tak bisa berhenti mengagumimu.

tahukah kamu aku berusaha menyingkirkan perasaan itu? hari demi hari kulewati dengan berusaha mengabaikan semua yang aku rasakan. bahwa kau tak mungkin diraih adalah mutlak bagiku, sehingga berharap hanya akan membuatku semakin sulit menyadari nantinya, bahwa kau memang tidak diciptakan untukku.

tapi semakin aku berusaha membuangnya, perasaan itu justru semakin kuat. tumbuh bersama dengan berbagai peristiwa yang kita lewatkan bersama. hingga aku sampai pada kesimpulan, bahwa aku tidak bisa menyangkal kata hatiku sendiri. rasa itu sudah menjadi bagian dari diriku. dan aku belajar menerimanya.

Hai, aku mengagumimu. setiap hal yang kau lakukan membawaku pada satu kata, sempurna. aku tak dapat menemukan kata lain untukmu. bahwa tidaklah sulit menerima seseorang seutuhnya, apabila kau adalah pengagumnya. sekalipun hanya seorang pengagum yang tak pernah membuka identitasnya bersama dengan perasaan yang tak terluapkan. membiarkan dirinya tenggelam dalam kemisteriusan yang tak pernah berujung. dan hanya membuat lelah.

Jika aku menutup mata, selalu ada bayangmu menghampiriku dalam mimpi. seolah mengejekku yang tidak pernah berani mengungkapkan rasa yang selama ini tertutup ego semata. dan ketika terbangun, aku sadar. kau memang hanya sekilas bayangan dalam setiap mimpiku. yang tampak nyata namun tak bisa disentuh. yang tampak dekat tapi tak bisa diraih.

- Andai matamu, melihat aku. Terungkap semua isi hatiku. Alam sadarku, alam mimpiku. Semua milikmu, andai kau tahu, rahasia cintaku. - (Rahasia Hati, Nidji)