Langit malam kian temaram
Melengkapi hatiku yang suram
Embusan angin membelaiku
Seakan memintaku menyudahi kesedihan
Kini, cahaya bulan yang redup menjadi saksi bisu
Saat bulir-bulir bening perlahan membasahi pipiku
Kuseka wajahku dengan sisa tenagaku
Berusaha melupakan peristiwa itu
Kupejamkan mataku
Berusaha menahan aliran air mata yang membasahi pipiku
Namun, pikiranku melayang jauh
Memikirkan dirinya yang kini bukan milikku lagi
Tak bisa kubayangkan
Dirinya, yang dulu begitu kusayangi
Kini tega meninggalkanku begitu saja,
Bahkan, tanpa sepatah kata perpisahan pun terucap
Kusadari, diriku memang terlahir tak sempurna
Diriku tak seperti yang ia harapkan
Namun, aku yakin
Bukanlah itu yang menjadi alasannya
Ah, untuk apa kupikirkan itu
Kini aku tak berarti apapun untuknya
Bahkan, mungkin ia sudah menutup pintu hatinya
Untukku dan untuk berbagai hal yang pernah kami lalui bersama
Mungkin sekaranglah waktunya bagiku
Menutup lembaranku dengan dirinya
Dan memulai lembaran baru tanpanya
Di sisa hidupku ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar