Jumat, 09 Mei 2014

Untukmu Malaikatku

Ibu, roda kehidupan telah berputar. Mengantar bayi kecilmu tumbuh dewasa. Kini dalam usia yang tak lagi belia, aku ingin mengungkapkan semuanya Ibu. Semua kesalahpahaman diantara kita yang terlalu banyak. Yang bahkan aku sendiri pun tak tahu dari mana harus memulai.

Ibu, mungkin dalam perjalananku menapaki kehidupan baru, engkau melepaskan pelukanmu. Meluruhkan dekap dan perhatianmu. Menerbangkan ciuman dan sapa hangatmu.

Ibu,tahukah engkau betapa sesungguhnya aku sangat merindukan semuanya? Bahwa ya, aku  kini seorang dewasa namun coba lihatlah lebih dalam Ibu. Tatap aku dan engkau akan menyadari bahwa aku masih menjadi bayi kecilmu. Kesayanganmu. Buah hati yang butuh perhatian bukan hanya basa-basi singkat yang kudapat di setiap pertemuan kita.

Ibu, aku tahu kau mungkin berpikir bahwa kini aku telah mempunyai kehidupanku sendiri. Mengatur langkahku sendiri. Dan menemukan penggantimu yang akan melindungi dan menghangatkan dalam setiap malam dinginku. Namun lagi-lagi, tidakkah engkau coba mencari tahu? Apakah semua kebahagiaanku sudah lengkap?

Tidak. Aku mungkin punya segalanya. Segala sesuatu yang diinginkan orang lain dalam hidup. Tapi disaat aku mendapatkan semuanya itulah, aku tau bahwa kebahagiaanku belumlah lengkap. Dan tidak akan lengkap tanpamu, Ibu. Tidakkah engkau dapat melihat kepalsuan senyum bahagiaku setiap bertemu denganmu? Tidakkah kau tahu betapa aku bersusah payah menyembunyikan air mata dan menelan semua kesedihanku saat menatap wajahmu?

Mungkin sebelum semuanya berakhir, hanya satu yang ingin aku pinta padamu Ibu. Jangan pernah berhenti menjadi malaikat bagiku . Bahwa sebanyak apapun umurku, jiwaku tetap menjadi gadis kecilmu yang menangis saat terjatuh. Tersenyum saat kau cium. Tertawa dalam hariku. Aku merindukan semua perhatianmu itu. Dan kumohon tetaplah jadi Ibuku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar